Saturday, March 22, 2008

Surga dan Neraka, di manakah keberadaanya?

Ya, pertanyaan untuk kita renungkan,

Sering kita dengar orang mengucapkan kata surga, demikian juga neraka, di mana saja, siapapun juga, bahkan di dalam film-film barat sekalipun, Eropa, Amerika dll. Seorang aktor mengucapkan “go to hell” sebagai ungkapan rasa kesal/marah kepada musuhnya dalam peranannya di film itu. Orang Christiani juga mengenal istilah “Bapa yang ada di surga”. Sedangkan Gun And Roses mendendangkan “ Knockin’on Heaven’s Door”

Dalam budaya Jawa, salah satu suku terbesar di Indonesia juga biasa disebutkan. Biasanya untuk menyebut nama orang yang sudah meninggal dunia. Sebagai contoh jenate Sukarjo, jenate Mariam, kata jenate berasal dari bahasa Arab “janati” yang berarti surga, itu kalau yang meninggal orang biasa.

Tapi kalau yang meninggal orang yang lebih terhormat (paling tidak menurut mereka) maka sebutannya memnggunakan tingkatan bahasa halus tingkat tinggi “kromo inggil” contoh : Raden Mangun suwargi, Eyang Kakung suwargi, kata suwargi ini juga bahasa halusnya suwargo=surga.

Orang yang masih hidup memanggil nama seperti itu dengan harapan yang meninggal dunia tersebut bisa masuk ke surga. Ucapan surga atau neraka diucapkan seakan-akan seperti di bawah alam sadar mereka.

Kalau kita sedikit kritis sebenarnya surga dan neraka itu bendanya seperti apa, atau asal kita percaya tanpa mencari jalan untuk lebih bisa membayangkan dan menghayati?

Kalau dibuka di dalam himpunan al-hadis sohih Kitabu Sifatil Janati wa Nar yang di cetak oleh L D I I (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) hal.22-23 yang merupakan himpunan hadis tentang surga dan neraka disalin dari berbagai hadis sohih, menurut sohabatnya Abu Ghuroiroh Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa :

“ Seketika setelah menciptakan surga dan neraka, Alloh SWT mengutus Malaikat Jibril “ Lihatlah kepada surga dan juga lihatlah apa yang aku sediakan untuk penghuni surga”. Maka kemudian Jibril datang menuju surga dan melihat kepada apa yang telah Alloh SWT sediakan untuk penghuninya. Nabi melanjutkan sabdanya, kemudian Jibril menghadap Alloh SWT Demi kemulyaanmu Ya Alloh tak ada seorangpun yang mendengar surga kecuali pasti ingin masuk ke dalamnya”

Setelah mendengar laporan Malaikat Jibril demikian maka Alloh memererintahkan agar surga dipagari dengan kebencian/ha-hal yang tidak menyenangkan.

Alloh SWT berfirma “ kembalilah menuju surga dan lihatlah apa yang Aku sediakan di dalam surga untuk penghuni”. Jibril kemudian kembali ke surga maka ketika itu surga sudah betul-betul dipagari dengan kebencian, kemudian menghadap Alloh SWT Demi kemulyaanmu sungguh aku kawatir tak ada seorangpun yang bisa/mampu masuk surga.

Kemudian Alloh SWT berfirman” Pergilah ke neraka dan lihatlah apa yang Aku sediakan di dalamnya untuk penghuninya” Jibril berangkat menuju neraka, ketika itu api menyala sebagian dengan sebagian yang lain saling berkobar, menjilat/membumbung tinggi.

Jibril Menghadap Alloh SWT “ Demi kemulyaanmu tidak seorangpun yang mendengar neraka maka dia ingin memasukinya” . Alloh SWT memerintah untuk memagari neraka tersebut dengan kesenangan/hal-hal yang meggiurkan.

Kembalilah menuju ke neraka” . Setelah Jibril menuju ke neraka untuk melihatnya maka kemudian kembali mengahadap Alloh SWT Demi kemulyaamu sungguh saya kawatir sekarang bahwa tidak ada seorangpun yang bisa selamat selain masuk neraka”

Ulasan:

Ø Mengamati hadis Sabda Nabi Muhammad SAW di atas berarti sekarang ini, belum kiyamat tapi surga dan neraka sudah ada/sudah diciptakan.

Ø Dua tempat , surga dan neraka yang sifat keadaannya sangat jauh berbeda , surga yang sebenarnya merupakan tempat tinggal yang menyenangkan di akhirat nanti tetapi akhirnya dipagari dengan hal yang membencikan/tidak menyenangkan. Sedangkan neraka yang merupakan tempat segala penderitaan, penyiksaan tetapi dipagari dengan hal yang menyenangkan/menggiurkan.

Ø Apa dan bagaimana penjabaran yang lebih luas, lebih mendalam kiranya mari kita renungkan dan hayati bersama.

Ø Bagaimana menurut saudara, sidang pembaca yang saya hormati?, ada yang memberikan saran, ulasan, komentar, Kami sangat bersyukur bila media ini bisa sebagai wahana tukar pengalaman. Kami tunggu…..wa salam

Kami sangat mengharapkan sambutan, tanggapan terhadap ulasan materi terjemahan hadis-hadis yang sepertinya jarang dijumpai di media umun baik media cetak, buku-buku agama Islam, artikel di majalah, Koran, brosur maupun media elektronik TV, radio,ceramah umum, forum-forum, internet dll.

Mohon silahkan kunjungi www.forumqhita.blogspot.com

No comments:


Artikel yang dimuat Harian Bernas Yogyakarta, Jumat 12 Januari 2007