Saturday, March 22, 2008

Merumuskan Tujuan Ibadah










Berikut saya tayangkan kembali agar lebih jelas, artikel

Merumuskan Tujuan Ibadah”

Hari Wuryanto, Majlis Taklim Masjid al-Jami'in Pringwulung , Kradenan, Srumbung, Magelang

Sebelum seseorang melakukan perjalanan panjang, maka yang pertama dilakukan adalah merumuskan bebarapa faktor yang antara lain : tujuan, jalan, sarana/fasilitas, dan bahan bakar. Ke empat faktor tersebut merupaka cara berpikir yang logis , rasional , namun juga tepat untuk diaplikasikan dalam konteks ibadah kita.

Pertama: Faktor Tujuan.

Dengan mempunyai tujuan yang jelas, maka akan timbul motifasi yang tinggi dan menumbnuhkan dorongan dalam jiwa. Sebaliknya tanpa tujuan yang jelas maka akan memubadzirkan seluruh potensi yang ada , baik itu tenaga , pikiran , waktu dan biaya. Segalanya akan sia-sia.

Tujuan manusia beribadah menetapi agama adalah ingin mendapat rahmat/ridho Alloh dan menghindarkan/takut murka Alloh.

Surat Al-Baqororh(2) ayat 218 :" sesungguhnya orng-orang yang beriman dan orang-orqang yang hijrah (pindah dari alam kegelapan ke alam cahaya/iman) dan orang-orang yang membela di jalan Alloh mereka itulah orang yang mengharap dapat rohmat/kasih sayang Alloh, dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Apabila seorang hamba sudah mencapai taraf iman,mendapat ridho Alloh segala tutur kata , perilaku, pemikiran serta seluruh aspek kehidupannya sudah digerakkan di jalan Alloh maka sudah barang tentu Alloh SWT akan memberikan kasih sayangnya berupa kebahagiaan, kesempurnaan hidup yang abadi di akhirat . Sebab sekalipun di dunia sudah mengenyam kebahagiaan, bergelimang harta dan tahta, namun keduniaan bukanlah tujuan utama. Masih ada lagi kehidupan yang abadi setelah hari kebangkitan nanti.

Kedua, Faktor Jalan

Sekalipun rumusan tujuan sudah jelas tetapi tanpa mengetahui kebenaran jalan yang akan dilalui, maka perjalanan Panjang akan berakhir dengan sia-sia, tersesat dan menanggung beban penderiataan berkepanjangan. Sabda Rosululloh SAW menurut riwayat Muatho' Malik" Telah aku tinggalkan dua perkara di antara kamu sekalian, selagi kamu sekalian berpegang teguh pada keduanya , maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya. Ke dua perkara tersebut adalah Kitabillah(al-Quran) dan Sunah /tuntunan Nabi(al-hadis).

Dalam kesempatan yang lain Rosululloh SAW bersabda dalam hadis Ibnu Madjah dan Baihaqi: "Al-quran adalah penolong , dan yang diberi hak untuk menolong. Dan pelapor yang dipercaya, barang siapa yang menjadikan al-Quran sebagai pediman/panutan hidupnya, maka qur'an tersebut akan menuntunnya menuju ke surga, tetapi barang siapa yang menjadikan al-qur'an dibelakangnya (mengesampingkan ) maka al-Quran tersebut akan menyeretnya ke dalam neraka".

Terlebih lagi sabda Rosululloh dalam hadis Sunan Abu Dawud no. hadis 4597 jilid 2 " Dan sesungguhnya umat ini (Islam) nanti akan berpecah belah menjadi 73 glongan, yang 72 golongan masuk neraka , dan yang satu golongan akan masuk ke surga……Dst al-hadis"

Nah untuk memahami agama Islam sehingga betul-betul yakin menemukan satu golongan yang berhasil masuk surga selamat dari neraka, salah satunya jalan adalah dengan memohon petunjuk /hidayah kepada Alloh, disamping juga bertanya kepada orang yang ahli ilmu agama(ulama). Alloh SWT bahkan dua kali memerintahkan kepada hambanya agar bertanya , yaitu pada Surat al-Anbiya'(21): 7 dan Surat an-Nahl(16): 43. " Maka bertanyalah kepada orang yang ahli dhikir(ilmu al-Qur'an) jika kalian tidak tahu"

Ketiga Faktor Sarana/fasilitas.

Semua manusia terlahir di dunia ini tidak membawa apa-apa, bahkan tanpa sehelai benangpun, namun Alloh SWT menganugerahkan akal budi, kesehatan, kekuatan serta kederdasan. Sehingga manusia mampu belajar dan dengan ijin-Nya mampu memperoleh rejeki, materi, pangkat, jabatan dan sebagainya. Pemberian Alloh ini nanti di akhirat akan diusut/dipertanyakan oleh Alloh. Surat At-Takatsur (102);7-8 "Kemundian niscaya sungguh kalian akan lihat dengan mata yakin (mata kepala sendiri) kepada neraka jahanam, kemudian kalian akan ditanya sungguh tentang kenikmatan (yang diberikan selama di dunia)"

Kalau hamba pandai mensyukuri nikmat Alloh dengan cara menggunakan segala pemberian nikmat tersebut untuk menetapi agama Alloh , maka kan menjadi orang yang beruntung. Namun sebaliknya kalau tidak mau bersyukur maka termasuk orang yang kufur atau mengingkari dan nantinya pasti mendapat siksa Alloh yang pedih. Namun sayang pada kenyataannya banyak sekali manusia yang tidak mau menggunakan kenikmatan yang diberikan Alloh kepadanya. Sesuai dengan sabda Rosululloh SAW dalam Hadis Bukhori " Dua nikmat yang kebanyakan disia-siakan oleh manusia adalah kesehatan dan kesempatan".

Keempat Faktor Bahan Bakar.

Mobil ynag dikendarai untuk mencari jalan demi mencapai tujuan akan tetap berjalan selama masih ada bahan bakar. Hakikatnya seluruh pemberian Alloh yang berupa segala potensi yang ada pada diri manusia materi, pangkat, jabatan, kesehatan, kesempatan semua tetap bisa dimanfaatkan mencari jalan keselamatan/kebenaran selagi manusia itu masih punya nyawa/masih hidup. Sedangkan panjang pendeknya umur manusia hanya Alloh SWT yang Maha Tahu. Sifatnya goib/rahasia. Firma Alloh SWT dalam Surat Bani Isroil(17);85 " Mereka bertanya padamu (Muhammad) tentang ruh, maka katakanlah bahwa ruh/nyawa adalah urusan Tuhanku, dan kamu (manusia) tidak diberi ilmu kecuali hanya sedikit saja"

Maka disinilah kita menyadari bahwa betapa besar nikmat Alloh kepada hambanya. Dengan keterbatasan umur kita yang sangat singkat ini , rasanya kita tidak nyaman, tidak tenang sebelum menemukan jalan hidup menuju keselamatan dunia dan akhirat berdasarkan syari'at agam Islam sebagaimana kehendak Alloh SWT dalam Al-Quran dan sabda Rosululloh SAW dalam al-hadis.

No comments:


Artikel yang dimuat Harian Bernas Yogyakarta, Jumat 12 Januari 2007